Senin, 29 Juni 2009

cerita di balik karya terbaik

mungkin kalian udah pernah liat foto ini


tapi tau ga kisahnya?
mungkin abis ngeliat foto ini banyak yg nanya (aku sendiri juga nanya) napa si fotografer ga membantu si anak kecil dalam foto itu.

ini dia ceritanya


Di foto tersebut menceritakan seorang anak korban konflik di Suddan sekitar tahun 1993, sedang merangkak menuju ke Tempat penampungan pengungsi milik PBB, yg berjarak 1 km, dng diikuti oleh burung pemakan bangkai di belakangnya menunngu untuk memangsa bangkai anak tersebut.

Cerita tragisnya adalah tidak ada seorang pun tahu nasib anak di photo tersebut, termasuk photografer yg mengambil photo tersebut, yang segera pergi setelah photo itu diambil, mengingat di daerah tersebut terdapat konflik bersenjata yg membahayakan jiwa sang photografer tersebut.

3 bulan setelah photo tersebut di published, si photografer tersebut akhirnya diketahui, setelah dia melakukan interview, & photo tersebut akhirnya diterbitkan di koran The New York Times pada tangal 26 Maret 1993.

Sang photografer tersebut adalah Kevin Carter.

Kevin Carter adalah photografer senior yg berasal dr Johanesburg, Afrika Selatan. Dia ngaku terpaksa ninggalin anak tersebut, karena waktu itu dia telah mendapatkan larangan utk menyentuh para pengungsi tersebut, dikarenakan, mereka di khawatir kan membawa penyakit berbahaya.

Pada tgl 2 April 1994 akhirnya Kevin Carter dapat penghargaan tertinggi, Pulitzer untuk Feature Photograpy utk karya-nya ini. ga lama abis dia dapat penghargaan ini, dia mendapatkan banyak kecaman, dikarenakan dia tidak berusaha membantu anak ini.

Seminggu setelah dia mendapatkan penghargaan itu, dia akhirnya bunuh diri, karea rasa bersalah yang dalam banget, yang "menghantuinya"

hmmmmm

Minggu, 14 Juni 2009

Grup Musik Dulu dan Sekarang

Kalo kita lihat perkembangan musik Indonesia sekarang ini, ada sebuah fenomena aneh yang terjadi. Sekarang semua lagu di dominasi dengan genre yang sedikit melayu dan lirik dengan tema selingkuh, kekasih gelap, dll… Dan lebih aneh lagi kebanyakan orang suka. Menurut saya satu kata yang mewakili music Indonesia sekarang adalah BOBROK
Grup-grup Indo lama selalu menunjukkan tingkat ADVANCED dalam skill memainkan instrumen, sedangkan Grup sekarang kebanyakan banyak tertolong oleh festifal2, yang diperlukan bukan skill tapi sekedar kekompakan, gampang didengar, atau mungkin liriknya kena di pasar..
Coba kita melihat perbedaan antara Dewa 19 dengan Dewa, Slank dengan Radja, Kla Project dengan Ada Band, Slank dengan Kangen Band(ihhh), BIP dengan hijau daun,, sungguh sebuah “pemandangan” yang ga enak di telinga.. Parah.. Secara lirik, skill, nama band, penampilan, udah jelas grup music dulu jauh lebih hebat.
Sekarang malah kebanyakan orang senang dengan grup tersebut,hahaha.. aneh ga ?tolol ga ?

Musik Indonesia Sekarang

Kayak yang kita tau kalo musik Indonesia lagi dihiasi musik pop melow dan banyak yang memprihatinkan. Sukses tidaknya bermusik di Indonesia bukan karena keahlian atau skill yang memadai tapi karena penjualan album. terlepas lagunya berkualitas atau tidak, sesuai dengan standart International atau tidak, pemainnya mengerti musik atau tidak? yang penting bisa menciptakan lagu walaupun dari segi seni musik amburadul kalau laku yah berarti sukses. bahasa kerennya lebih mementingkan “Kuantitas daripada Kualitas dan Musikalitas”.
Setelah terjadi kasus keributan antara Kangen Band dan band-band seniornya sampai ada rapper yang menciptakan lagu kasar menghina Kangen Band, kini penggemar musik tanah air mulai semakin berani mengkritik band-band yang istilahnya aji mumpung dalam ikut-ikutan menciptakan lagu-lagu cinta melow dan tidak memperhatikan kualitas musiknya. namun alih-alih mereka menganggap banyak band sekarang musiknya tidak berkualitas ternyata.
Banyak band sekarang yang aneh,alay dan kampungan. Menciptakan lagu yang bisa di bilang sampah. Hasilnya,ada band dan penyanyi yang berkualitas terbuang di negri sendiri, tapi bersinar di negri orang, contohnya band The S.I.G.I.T. Hal ini terjadi karena selera musik kebanyakan masyrakat adalah musik aneh dari band sampah tadi, sehingga produksi rekaman kurang berminat akan bakat2 dari band hebat lain.
Benar apa kat "efek rumah kaca", dasar kuping melayu.